Blora, Jawa Tengah (KADATE) – Tepat pada Hari Guru Nasional 25 November 2025, kita merayakan dedikasi tanpa batas dari para pendidik di seluruh negeri. Ucapan “Terima kasih Para Ibu dan Bapak Guru” menggema, mengingatkan kita bahwa setiap perjalanan pendidikan anak bangsa tak lepas dari peran mulia mereka.
Cerita perjalanan Venora Sandra Masumbauw, seorang pelajar dari Kampung Tanah Merah Baru, Distrik Sumur, Teluk Bintuni, Papua Barat, menjadi potret prinsip yang dipegang oleh Daniel Masumbauw, ayah dari Venora: “Setiap Ayah berhak bermimpi tentang masa depan putrinya.”
Mereka tinggal dibawa obor LNG Tangguh, “saya tidak bisa langsung bekerja di LNG Tangguh karena pendidikan saya bukan dari pendidikan migas” ujar Daniel Masumbauw.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saat ini anak saya bercita-cita kerja di perusahaan Gas di tanah Sumuri ada perusahaan LNG Tangguh, ada LNG Layar Gas dan ada Genting Oil, maka saya dan keluarga mengijinkan anak melanjutkan SMP di Jayapura dan selanjutnya ke SMK Migas di Cepu agas bisa ada ijasah minimal SMK migas, ” ungkap Daniel Masumbauw.
“Kalau kemudian anak Verona bisa kuliah lagi itu baik sekali, namun kita perlu amankan titik aman pertama ijasah pendidikan formal teknik migas dulu.
Dan pilihan SMK Migas Cepu adalah baik karena suda ada contoh sebelumnya di tanah Sumuri dari anak anak keluarga Agofa,”ungkapnya lagi.
Semangat mewujudkan mimpi masa depan anak tercermin dari upaya memberikan dukungan kepada anaknya
Venora Sandra Masumbauw, lahir di Tanah Merah Baru, Distrik Sumuri-Teluk Bintuni, pada 28 Februari 2009, adalah anak kedua dari lima bersaudara.
Ia bersama istrinya Maria Wanggober melihat pendidikan adalah tanggung jawab utama orang tua dan investasi terbesar bagi anak-anaknya.
Prinsip ini terwujud dalam dukungan penuh yang diberikan kepada Venora. Setelah menamatkan pendidikan dasar di SD YPK SERITO Tanah Merah Baru (lulus 2017) dan pendidikan menengah di SMP N 6 Kayu Batu Jayapura (lulus 2024), Venora menempuh jarak ribuan kilometer untuk menggapai impiannya.
Pada Juni 2025, Venora diterima di SMK Migas Cepu, Blora, Jawa Tengah, Jurusan Produksi Minyak dan Gas Bumi. Ini adalah langkah penting untuk mengejar cita-cita anaknya berkarier di perusahaan besar seperti Genting Oil, BP Tangguh, dan Layar Gas Nusantara yang hanya berjarak 1 km dari rumahnya verona.
Untuk memastikan kenyaman rumah di Cepu dan kelengkapan kostnya Verona diantar ibunya (Ibu Maria) dan mendampingi Venora selama sebulan penuh di Cepu.
Setelah sebulan didampingi, Venora saat ini menjalani kehidupan sebagai pelajar perantau dengan kemandirian penuh.
Venora mendapatkan dukungan penuh dari teman-teman dan guru, serta tidak pernah mengalami perundungan (bully). Namun, tantangan akademis tetap ada. Venora mengakui bahwa mata pelajaran Bahasa Inggris menjadi tantangan utama selama masa pembelajaran di SMK Migas Cepu.
Kisah Venora Sandra Masumbauw adalah pengingat bahwa di balik setiap impian besar anak-anak, ada dorongan kuat dari orang tua dan jasa tak terhingga dari para guru yang telah menanamkan ilmu dan membentuk karakter mereka. Selamat Hari Guru!(enos)









