Oransbari (KADATE) — Kelompok Tani Hutan (KTH) SWAM di Distrik Oransbari, kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) kini tengah mengembangkan minyak atsiri berbahan dasar Nilam sebagai komoditas unggulan baru.
Hal tersebut disampaikan Kepala Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Kawasan Hutan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Unit II Manokwari Selatan, Jimi Ido Kambu kepada Kadate di Oransbari, Kamis, (4/092025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Disebutkan pula bersama masayarakat, mereka berupaya memanfaatkan lahan kebun masyarakat yang berada di kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK),
Kata Jimi, “tujuan pendampingan diharapkan dapat membantu petani meningkat pendapatan masyarakat melalui hasil hutan bukan kayu (HHBK)”.
Ia menyebutkan pula bahwa inisiatif ini lahir dari keinginan masyarakat untuk mandiri secara ekonomi dengan tetap menjaga kelestarian hutan. “KTH SWAM melihat peluang besar dari tanaman Nilam.

Dengan adanya pendampingan, petani setempat mampu mengelola kebun Nilam secara berkelanjutan hingga menghasilkan minyak atsiri yang bernilai tinggi di pasaran.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, Jimmy Susanto menegaskan, pihaknya akan menyiapkan sarana produksi untuk menunjang keberhasilan program ini.
“Dinas Kehutanan tidak hanya hadir dalam memberikan pendampingan, tetapi juga akan menyiapkan sarana produksi bagi KTH SWAM. Ini penting agar masyarakat benar-benar bisa mengolah Nilam hingga menghasilkan minyak atsiri berkualitas,” tegasnya.
Selain itu, Jimmy Susanto menambahkan bahwa program ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah daerah dalam mendorong pemanfaatan HHBK yang ramah lingkungan.
“Kami berharap Oransbari dapat menjadi contoh bagaimana hutan bisa menjadi sumber kesejahteraan tanpa harus ditebang habis. Minyak atsiri nilam adalah produk strategis dengan potensi pasar yang luas,” imbuhnya. (enos)