Bintuni (KADATE) – Siapa sangka, dari sebuah kampung sederhana di Teluk Bintuni, lahir sosok muda yang kini menapaki karier di dunia migas internasional. Dialah Sholeh Nabi, pemuda suku Sebyar, alumni Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas (P2TIM) Teluk Bintuni angkatan 2021, jurusan electrical.
Perjalanannya tidak mudah. Sholeh masih ingat hari pertama masuk P2TIM, ia harus beradaptasi dengan disiplin ketat, aturan kerja. Hingga keterampilan teknis yang baru.
Semua pengalaman itu, menurutnya, bukan sekadar teori, tapi bekal nyata yang membentuk karakternya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Di P2TIM, saya belajar aturan, disiplin, dan karakter. Itu penting sekali, bukan hanya untuk lulus pelatihan, tapi juga untuk hidup di dunia kerja yang sebenarnya,” ujar Sholeh mengenang.
Lulus dari P2TIM, Sholeh tidak langsung mendapat pekerjaan. Ia harus gigih melamar ke berbagai perusahaan hingga akhirnya lolos Job Training Acceleration Programme (JTAP) di BP LNG Tangguh pada bagian produksi.
“Masa orang luar bisa kerja di tanah kita, baru saya tidak bisa? Kalau mereka bisa, kenapa saya tidak bisa?” tuturnya.
Kini, berkat kerja keras dan tekadnya, Sholeh Nabi menjadi salah satu wajah sukses anak muda Tujuh Suku Teluk Bintuni yang bisa bersaing di industri migas kelas dunia.
Kisah Sholeh adalah bukti nyata bahwa mimpi besar bisa lahir dari kampung kecil. Dengan tekad, disiplin, dan kesempatan yang tepat, anak-anak Papua mampu mengangkat derajat keluarga sekaligus membanggakan daerah di panggung industri internasional. (***/dmd)