Bintuni (KADATE) — Perjalanan hidup Cosmaro Victor Manggaprouw menjadi bukti nyata bahwa kesempatan kedua bisa mengubah arah hidup seseorang.
Anak sulung yang kini berusia 22 tahun ini, dulunya menjalani hari-hari tanpa arah dan rutinitas yang produktif. Namun kini, ia telah membuktikan diri sebagai pekerja terampil yang telah berkiprah di berbagai proyek industri nasional.
Lahir dari ayah asal Biak Barat dan ibu dari Weriagar, Victor menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Bintuni pada 2021. Setelah lulus, ia sempat menganggur selama dua tahun. Kehidupannya saat itu jauh dari produktif—tidur larut, bangun siang, dan sering mengonsumsi alkohol.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun di tengah kebiasaan yang kurang sehat tersebut, Victor menyimpan keinginan untuk berubah. Tekad itu menemukan arah saat ia bertemu Imanuel Seran, sepupu sang ayah yang merupakan alumni program pelatihan P2TIM (Pusat Pelatihan Teknologi Industri dan Migas) dan kini bekerja di LNG Tangguh. Kisah sukses sang kakak sepupu membangkitkan motivasi Victor untuk mengikuti jejaknya.

Tanpa ragu, Victor mendaftar dan mengikuti seleksi masuk P2TIM pada 2023. Meski awalnya merasa ragu dengan dirinya sendiri—terutama karena disiplin ketat dalam pelatihan—Victor perlahan beradaptasi. Salah satu momen simbolis yang membekas baginya adalah saat rambutnya digunduli di awal pelatihan. “Saat itu saya merasa seperti mulai dari nol. Semua peserta setara, tidak peduli asal usulnya,” kenangnya.
Selama pelatihan, Victor menghadapi berbagai tantangan, mulai dari bangun pagi, menahan keinginan merokok dan minum alkohol, hingga belajar mengelola emosi. Namun, dorongan tanggung jawab terhadap keluarganya dan tekad untuk membuktikan bahwa dirinya mampu, membuatnya terus bertahan.
Victor memuji fasilitas, materi pelatihan, dan bimbingan dari para staf dan trainer di P2TIM. Ia merasa pelatihan tersebut tidak hanya mengasah keterampilan teknis, tetapi juga membuka wawasan dan membentuk karakter.
Setelah lulus, Victor mendapat kesempatan bekerja di Kalimantan sebagai Scaffolder di PT. Daeh E&C Indonesia selama satu tahun. Saat kontraknya selesai, ia langsung mendapat tawaran kerja di PT. Indosino di Weda, Maluku Utara. Kini, ia tak hanya bekerja untuk dirinya sendiri, tetapi juga aktif membantu teman-teman yang sedang mencari pekerjaan.
“P2TIM adalah rumah kedua saya,” ujar Victor. “Di tempat inilah saya dibentuk, dibina, dan dibantu untuk menemukan versi terbaik dari diri saya.”
Di akhir wawancara, Victor menyampaikan pesan kepada anak-anak muda, khususnya dari Tujuh Suku dan Orang Asli Papua: “Dekatkan diri pada Tuhan, jangan malas, dan berani keluar dari zona nyaman. Merantaulah, cari pengalaman, dan suatu saat kembali untuk membangun daerah sendiri.” (***/dmd)