Kitong Bisa Learning Center Jayapura Sukses Menggelar Talkshow Akbar di Hotel Swisbel

Rabu, 26 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAYAPURA, kadatebintuni.com ~ Kitong Bisa Learning Center (KBLC) Jayapura kembali membuat helatan acara pengembangan kepemudaan Papua di Jayapura. Sebelumya, KBLC Jayapura yang di pimpin oleh Meyrlin Anggai ini sukses menggelar acara Talkshow beasiswa di UNCEN, program bantuan kepada korban bencana di Sentani, kelar pemulihan trauma untuk anak-anak korban banjir bandang sentani, dan juga pelatihan Bisnis untuk siswa dan siswi SMK, serta mahasiswa dan pelaku bisnis di Jayapura.

Ronald Kapisa, yang menggawangi departemen humas dan komunikasi KBLC Jayapura menyampaikan bahwa, tercatat hadir lebih dari 120 peserta yang sebagian besarnya adalah pemuda-pemudi asli Papua. Pemuda Papua lulusan Inggris ini menyatakan ekspresi terkejut, ketika peserta yang mendaftar membludak, lebih dari perkiraan awal yaitu hanya sekitar 30 orang yang akan hadir. “Ruangan kami sempat tidak cukup, dan ketika melihat antrian yang bertambah panjang, kami terpaksa harus menambah lagi kursi untuk peserta yang jumlahnya tak terduga ini”, ujarnya sambil tersenyum.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Erwin Gaol, yang duduk dalam jajaran penasihat KBLC Jayapura menyampaikan bahwa acara ini masih bersesuaian dengan semangat dari KBLC Jayapura sebagai Lembaga informal pendorong Pendidikan kewirausahaan dan Bahasa Inggris di Jayapura.Tujuannya adalah untuk menginspirasi anak-anak muda Papua untuk berbisnis dan menjaga alam. Erwin sendiri adalah penanggung jawab Utama dari acara talkshow yang sukses digelar ini.

Helatan ini dimeriahkan oleh pembicara yang bergelut di bidang lingkungan hidup seperti Direktur WWF Indonesia wilayah Papua: Benja Mambai, dan Manajer Landscape Papua dari Yayasan Inisiatif Dagang Hijau: Marco Watimena. Adapun pebisnis-pebisnis muda Papua, yang memanfaatkan komoditas unggulan Papua sebagai produk jualannya hadir dan menginspirasi peserta talkshow yang hadir.

Diantaranya adalah Cindy Ansanay, yang membuat berbagai produk kecantikan menggunakan hasil alam Papua, seperti lulur coklat, lulur pala, dan jamu kunyit untuk kesehatan. “Saya belajar biologi di UNCEN, dan setelah lulus, saya tidak berpikir untuk bekerja sebagai PNS, atau pegawai swasta, akan tetapi memilih menggunakan ilmu saya tersebut untuk membuat bisnis saya sendiri.

Setelah lama melakukan uji coba dengan bahan dari produk-produk dari alam Papua, saya berhasil menciptakan produk kosmetik yang diterima pasar baik lokal maupun nasional dengan minat yang tinggi”, ucap gadis serui ini dengan wajah manisnya.

Tampil juga Victor Ibo, seorang Pemuda asal sentani yang mengeluarkan berbagai produk kesehatan berbahan dasar minyak kelapa (virgin coconut oil). “saya membuat bentuk kapsul, maupun syrup dari minyak kelapa ini yang khasiatnya untuk kesehatan tubuh. Produk ini sudah mulai saya pasarkan di luar pasar Papua”, ujar Victor dengan bangga.

Victor dan Cindy hanyalah 2 orang dari puluhan anak muda Papua lain yang mulai menggeluti bisnis-bisnis yang ramah lingkungan. Sebagian dari mereka dengan rasa antusiasme yang tinggi, mempresentasikan produk dan jasa yang telah mereka luncurkan di pasar.

Hadir pula malam itu CEO Kitong Bisa, Billy Mambrasar, yang adalah anggota dari tim penyusun draft konsep investasi hijau dari Yayasan Inisiatif Dagang Hijau bersama Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat. Billy berdiri dan menyemangati partisipan untuk tidak menyerah dalam menggapai mimpi mereka, termasuk didalamnya apabila mereka bercita-cita menjadi pebisnis.

Semua pembicara menyampaikan ide dan dorongan dalam tema yang sama, yaitu mendorong anak-anak Papua untuk mempertimbangkan bisnis, khususnya bisnis yang ramah lingkungan sebagai pilihan karirnya. Selain itu dapat meningkatkan kesejahteraan mereka, akan tetapi tidak memberikan dampak buruk terhadap alam Papua.

Haida Wenda, salah satu peserta talkshow malam itu, berharap agar acara-acara seperti ini makin banyak dibuat di Papua. “Sudah cukup banyak acara-acara berbau politik, akan tetapi acara yang menginspirasi anak-anak muda untuk produktif, berkarya dan berprestasi dengan contoh nyata itu sangat jarang”, ujar Wenda dengan penuh harap. [***/Daniel]

Berita Terkait

Ruth Inanosa, “Simbol” Kebangkitan SDM Bintuni
Trauma Demokrasi di tanah Tabi: Warga Demta dan Yokari pertanyakan netralitas penyelenggara jelang PSU
Kadate perkuat kemitraan dengan BTM-CK: “Mengawal demokrasi yang mencerahkan seluruh tanah Papua”
PSU Pilgub Papua, Sokoy A: Menangkan pasangan Tomi Mano – Costan Karma “Pemimpin Berpengalaman”
Upaya peningkatan PAD melalui pengembangan produk hasil hutan bukan kayu di Pegunungan Arfak
Kunker ke Teluk Bintuni, Bupati Yohanis Manibuy sambut hangat Kajati Papua Barat
Tantangan berat personel Brimob dalam upaya pencarian IPTU Tomi Marbun
Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun

Berita Terkait

Jumat, 15 Agustus 2025 - 03:00

Ruth Inanosa, “Simbol” Kebangkitan SDM Bintuni

Selasa, 15 Juli 2025 - 22:34

Trauma Demokrasi di tanah Tabi: Warga Demta dan Yokari pertanyakan netralitas penyelenggara jelang PSU

Senin, 14 Juli 2025 - 22:09

Kadate perkuat kemitraan dengan BTM-CK: “Mengawal demokrasi yang mencerahkan seluruh tanah Papua”

Jumat, 13 Juni 2025 - 19:33

PSU Pilgub Papua, Sokoy A: Menangkan pasangan Tomi Mano – Costan Karma “Pemimpin Berpengalaman”

Jumat, 2 Mei 2025 - 07:29

Upaya peningkatan PAD melalui pengembangan produk hasil hutan bukan kayu di Pegunungan Arfak

Rabu, 30 April 2025 - 13:18

Kunker ke Teluk Bintuni, Bupati Yohanis Manibuy sambut hangat Kajati Papua Barat

Rabu, 30 April 2025 - 05:28

Tantangan berat personel Brimob dalam upaya pencarian IPTU Tomi Marbun

Senin, 21 April 2025 - 09:08

Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun

Berita Terbaru

Ruth Inanosa

BERANDA

Ruth Inanosa, “Simbol” Kebangkitan SDM Bintuni

Jumat, 15 Agu 2025 - 03:00