Rumah Pintar Kokas: “Anak-anak Papua di Kampung Siap Berkreasi Hingga Ke Tingkat Internasional”

Selasa, 21 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


FAKFAK, kadatebintuni.com ~ Bertempat di Kokas, sebuah kampung indah yang terletak di sebelah barat Kota Fakfak, Sebuah Kemitraan antara Masyarakat Kampung, dengan ditopang oleh BP dan SKK Migas, UNCEN, dan sebuah Lembaga Pendidikan Papua berbasis kewirausahaan: KITONG BISA mendirikan dan mengelola sebuah institusi informal: Rumah Pintar, yang diresmikan pada Hari Senin 20 Mei 2019.

Rumah Pintar KOKAS ini dibuka oleh Hermanto Hobrouw, S.Pd, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Fakfak, dengan dihadiri oleh Kepala Distrik Kokas, Lurah Kokas, perangkat kampung, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan Tokoh Wanita di Kokas.

Institusi ini didirikan dengan metode swakelola oleh masyarakat kampung, dalam sebuah kepengurusan bersama, dengan pelatih guru lokal yang di rekrut dari masyarakat setempat. Tujuan strategi pelibatan penuh masyarakat ini adalah untuk mendorong rasa memiliki akan pusat belajar ini dalam jangka Panjang, sehingga menjamin keberlanjutannya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Akan tetapi ada yang menarik dari Pendidikan informal kali ini, yaitu berbeda dengan rumah-rumah Pintar sejenis, Rumah Pintar di KOKAS kali ini akan menekankan kepada Pendidikan berbasis karakter dan kreatifitas, yang dapat mendorong anak-anak Papua untuk menjadi wirausahawan dan wirausahawati masa depan.

Semangat ini didorong dari masalah pelik pengangguran yang cukup tinggi di Provinsi Papua dan Papua Barat, dan sangat minimnya pengusaha technopreneur, sehingga butuh sebuah Pendidikan alternatif yang dapat mendorong lebih banyak lagi anak-anak asli Papua untuk menjadi pengusaha, atau juga pekerja dalam berbagai profesi, akan tetapi memiliki kreatifitas dan daya inovasi yang tinggi.

“Dari pengalaman mengajar dan pengamatan saya selama bertahun-tahun, adalah bahwa sebagian besar anak muda Papua hanya berharap menjadi Pegawai Negeri Sipil, dan belum banyak yang berpikir untuk berkreasi dan menjadi pengusaha, akibatnya, sektor usaha didominasi oleh pendatang”, ujar Deisya Al-hamid, Chief Operating Officer (COO) dari Pusat Belajar Kitong Bisa di Fakfak, yang ditunjuk untuk menjadi pendamping pengelolaan kurikulum ajar Rumah Pintar ini.

Kitong Bisa akan membantu mendampingi guru lokal untuk mengimplementasikan kurikulum khusus yang telah diterapkan Kitong Bisa di 9 pusat belajarnya di Papua dan Papua Barat selama 10 tahun belakangan ini. Adapun jumlah anak Papua yang telah dididik di pusat belajar Kitong Bisa sejak 2009 adalah lebih dari 1,100 orang, dan sebagian dari lulusan tersebut telah menjalankan dan memiliki bisnisnya sendiri, sementara sebagian lagi memilih pekerjaan atau profesi sesuai dengan bakatnya. Replikasi metode ajar ini akan diterapkan juga di Rumah Pintar KOKAS ini.

Kitong Bisa menjalankan kurikulum berbahasa Inggris, yang kemudian menanamkan 7 karakter utama yang menciptakan individu yang kreatif dan inovatif. “Bukan berarti semua anak kami paksa menjadi pebisnis, akan tetapi mereka dapat menjalankan profesi apapun yang mereka mau berdasarkan bakatnya, akan tetapi mereka mengerjakannya dengan kreatif dan inovatif.

Kami menargetkan, akan ada setidaknya satu anak dan satu tim dari Kokas dari Rumah Pintar ini, yang akan membuat sebuah produk kreasi unggulan, dan di kompetisikan ke tingkat nasional dan internasional”, tambah Deisya.

Lessy Warikar dan Nancy Marau, keduanya adalah kordinator program-program Pendidikan BP Tangguh LNG menyampaikan harapan yang besar dari kerjasama ini. “Dengan menggandeng Kitong Bisa dan bermitra dengan UNCEN serta dikelola oleh masyarakat setempat, semangat dari kerjasama tiga sektor, yaitu Pemerintah, Perusahaan Swasta, dan LSM Lokal dapat terwujud, dan kami berharap Kitong Bisa dapat memperkenalkan metodologi baru dalam kurikulumnya dalam program-program pengajaran di Rumah Pintar ini yang dapat mengangkat karya-karya anak Kokas ke level nasional dan internasional”

Rumah Pintar KOKAS ini akan beroperasi penuh selepas bulan Ramadhan, untuk menghormati umat Islam yang bertempat tinggal di kampung dengan toleransi dan hubungan antar umat beragama yang tinggi ini. [***/Daniel]

Berita Terkait

Ruth Inanosa, “Simbol” Kebangkitan SDM Bintuni
Trauma Demokrasi di tanah Tabi: Warga Demta dan Yokari pertanyakan netralitas penyelenggara jelang PSU
Kadate perkuat kemitraan dengan BTM-CK: “Mengawal demokrasi yang mencerahkan seluruh tanah Papua”
PSU Pilgub Papua, Sokoy A: Menangkan pasangan Tomi Mano – Costan Karma “Pemimpin Berpengalaman”
Upaya peningkatan PAD melalui pengembangan produk hasil hutan bukan kayu di Pegunungan Arfak
Kunker ke Teluk Bintuni, Bupati Yohanis Manibuy sambut hangat Kajati Papua Barat
Tantangan berat personel Brimob dalam upaya pencarian IPTU Tomi Marbun
Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun

Berita Terkait

Jumat, 15 Agustus 2025 - 03:00

Ruth Inanosa, “Simbol” Kebangkitan SDM Bintuni

Selasa, 15 Juli 2025 - 22:34

Trauma Demokrasi di tanah Tabi: Warga Demta dan Yokari pertanyakan netralitas penyelenggara jelang PSU

Senin, 14 Juli 2025 - 22:09

Kadate perkuat kemitraan dengan BTM-CK: “Mengawal demokrasi yang mencerahkan seluruh tanah Papua”

Jumat, 13 Juni 2025 - 19:33

PSU Pilgub Papua, Sokoy A: Menangkan pasangan Tomi Mano – Costan Karma “Pemimpin Berpengalaman”

Jumat, 2 Mei 2025 - 07:29

Upaya peningkatan PAD melalui pengembangan produk hasil hutan bukan kayu di Pegunungan Arfak

Rabu, 30 April 2025 - 13:18

Kunker ke Teluk Bintuni, Bupati Yohanis Manibuy sambut hangat Kajati Papua Barat

Rabu, 30 April 2025 - 05:28

Tantangan berat personel Brimob dalam upaya pencarian IPTU Tomi Marbun

Senin, 21 April 2025 - 09:08

Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun

Berita Terbaru

Ruth Inanosa

BERANDA

Ruth Inanosa, “Simbol” Kebangkitan SDM Bintuni

Jumat, 15 Agu 2025 - 03:00