Mengapa BBM Mulai Langkah Di Bintuni, Pengencer Mainkan Harga Sampai 17 Ribu Rupiah Perliter

Senin, 10 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bintuni, kadatebintuni.com ~ Mulai terjadi kelangkaan bahan bakar minyak (bbm) jenis premiun dan solar terasa di Bintuni, ibukota kabupaten Teluk Bintuni. Di APMS Bintuni sudah melakukan pembatasan pengisian kepada konsumen, bahkan terlihat beberapa kali terpaksa tutup.

Ini juga dapat di lihat saat pengecer BBM sudah mulai mengeluh kehabisan stok. Dan apabila ada, harganya melebihi biasanya, yakni Rp. 15.000 hingga Rp. 17.000. Tentu peristiwa ini, berdampak langsung kepada masyarakat.

Kebutuhan BBM selayaknya disebut kebutuhan pokok, dari segala jenis transportasi yang menunjang kehidupan sehari-hari, sangatlah bergantung dengan BBM, jika kondisi panceklik BBM ini terus berkepanjangan, bukan tidak mungkin mobilisasi juga akan terhambat.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sehingga, sudah seharusnya pemerintah daerah turun tangan, berperan untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat langkanya BBM. Harga yang sudah seharusnya di sesuaikan atau di tetapkan kepada pengecer, agar daya beli masyarakat juga dapat terjangkau.

Seperti yang tertuang dalam peraturan DBH Migas No. 6 Tahun 2015, dalam peraturan tersebut, jenis BBM tertentu dan BBM khusus penugasan yang akan disalurkan oleh sub penyalur diperoleh dari Penyalur yang ditetapkan oleh Badan Usaha. Selain itu Sub Penyalur wajib menyalurkan sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

Peranan penting pengecer BBM non subsidi sangat di perlukan. Terpantau oleh media ini, pada Senin (10/9), tempat pengeceran BBM, berlokasi di Tahiti, dimana masyarakat menyerbu pangkalan, dengan membawa botol maupun jergen untuk membeli BBM, kendati BBM yang langka dan harga meroket, walaupun cuaca kurang bersahabat, tidak mengurangi antusiasme masyarakat.

Di pangkalan tersebut ternyata menjual dengan harga Rp. 11.000 per liter, atau lebih murah di bandingkan pengecer lainnya.

Menurut keterangan pemilik pangkalan, Hidayat menjelaskan bahwa, BBM yang dijualnya adalah BBM non subsidi yang di dapatkan di dua sumber, yakni dari Manokwari dan Fakfak. Dalam kesempatan tersebut juga Dayat menyayangkan, dengan lengahnya pemerintah yang dinilainya tidak dapat mengontrol harga BBM non subsidi yang dijual pengecer, mejadi imbas kepada yang lain.

“Banyak yang jual di harga Rp. 17.000, itu sangat berlebihan, disini harusnya pemerintah bisa untuk melakukan tindakan dan peranan aktif. Kami tidak mengambil margin berlebihan dalam menjual BBM, yang penting terkalkulasi biaya operasional saja,” ujarnya.

Dirinya juga mengaku pernah menyampaikan Dokumen pengambilan BBM kepada Dinas Perindagkop, namun hingga saat ini belum di jawab. ” Sampai saat ini, belum ada jawaban, padahal saya sudah sampaikan dokumen semenjak bulan lalu dengan harapan agar pemerintah dapat mengatur harga HET. Dan mensosialisasikan kepada masyarakat,” ungkapnya lebih lanjut.

Sementara itu, bertanya kepada masyarakat, yang ikut melakukan pengantrian BBM, mengeluhkan situasi langkanya BBM di Bintuni. Hal ini seperti yang di ungkapkan, Marthen, “Kita susah kalau BBM tidak ada (Langka. red), syukur ada yang jual dengan harga lebih murah daripada yang lain, disini kita masyarakat merasa terbantu. Coba pemerintah itu, bisa tegur yang jual harga tidak wajar, supaya kondisi susah jangan tambah susah lagi, ” cetus Marthen yang ikut mengantri BBM dari pagi hari itu.

Kondisi BBM langka ini, belum dapat dipastikan akan berakhir kapan, hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari dinas terkait, maupun pihak APMS. [Baim]

Berita Terkait

Dari Taroy ke Dunia Migas: Sholeh Nabi buktikan anak Papua bisa!
Ruth Inanosa, “Simbol” Kebangkitan SDM Bintuni
Dukung ketahanan pangan, Polres Bintuni siapkan lahan Jagung untuk petani
Dinas Pertanian Teluk Bintuni salurkan bantuan Alsintan untuk dukung Ketahanan Pangan
UCAPAN DIRGAHAYU BHAYANGKARA KE-79 TAHUN || drg. ALFONS MANIBUI || ANGGOTA KOMISI XII DPR RI FRAKSI PARTAI GOLKAR
Berkas perkara dugaan korupsi dana hibah pembangunan Masjid At-Taqwa Argosigemerai dinyatakan P-21
PSU Pilgub Papua, Sokoy A: Menangkan pasangan Tomi Mano – Costan Karma “Pemimpin Berpengalaman”
Hadiri HUT IGTKI PGRI ke-75 tahun, Ma’dika harapkan Guru TK di Teluk Bintuni jadi yang terbaik

Berita Terkait

Jumat, 22 Agustus 2025 - 08:38

Dari Taroy ke Dunia Migas: Sholeh Nabi buktikan anak Papua bisa!

Jumat, 15 Agustus 2025 - 03:00

Ruth Inanosa, “Simbol” Kebangkitan SDM Bintuni

Rabu, 23 Juli 2025 - 07:29

Dukung ketahanan pangan, Polres Bintuni siapkan lahan Jagung untuk petani

Selasa, 1 Juli 2025 - 05:49

UCAPAN DIRGAHAYU BHAYANGKARA KE-79 TAHUN || drg. ALFONS MANIBUI || ANGGOTA KOMISI XII DPR RI FRAKSI PARTAI GOLKAR

Selasa, 17 Juni 2025 - 07:58

Berkas perkara dugaan korupsi dana hibah pembangunan Masjid At-Taqwa Argosigemerai dinyatakan P-21

Jumat, 13 Juni 2025 - 19:33

PSU Pilgub Papua, Sokoy A: Menangkan pasangan Tomi Mano – Costan Karma “Pemimpin Berpengalaman”

Jumat, 23 Mei 2025 - 10:18

Hadiri HUT IGTKI PGRI ke-75 tahun, Ma’dika harapkan Guru TK di Teluk Bintuni jadi yang terbaik

Rabu, 14 Mei 2025 - 19:02

Ipda Kandaso Pasindane: Pelayanan SKCK berjalan lancar

Berita Terbaru

Ruth Inanosa

BERANDA

Ruth Inanosa, “Simbol” Kebangkitan SDM Bintuni

Jumat, 15 Agu 2025 - 03:00