Bintuni, kadatebintuni.com ~ Di tengah gemelutnya ekonomi yang memaksa tiap orang berusaha melakukan yang terbaik bekerja keras untuk bertahan. Para pejuang kehidupan memilih untuk terus berusaha dengan berbekal tekad yang kuat, untuk membawa pulang rupiah untuk keluarga.
Seorang penjual sayur keliling, mas budi namanya, sehari-hari menjajakan dagangannya dengan cara mengayuh sepeda tua miliknya, dari SP ke kota jaraknya sekitar 6 kilo meter.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara rekan penjual sayur lainnya sudah menggunakan kendaraan bermotor, mas budi tidak berkecil hati, walau itu artinya jarak yang ditempuh dan sayur yang di bawanya tidak sejauh dan sebanyak rekan lainnya.
Pagi itu, Sabtu (1/9) langit masih menitikkan hujan, mas Budi sudah sibuk mengayuh sepeda berkeliling di kampung lama. Senyuman terukir tatkala beberapa ibu-ibu mendekati membeli dagangannya. Dengan sabar mas Budi melayani pelanggan yang kadang tak segan menawar sayur.
Saat diwawancarai media ini, sambil tersipu, Mas Budi mengatakan bahwa jika sedang ramai dapat membawa pulang Rp. 100 ribu untuk kembali di putar menjadi modal esok hari, namun jika sedang sepi, bisa sampai tidak membawa pulang apa-apa.
“Berangkatnya usai shalat subuh mas, keliling sampai semampunya. Saya cuma berusaha mas, karena rezki sudah ada yang menentukan,” ujar bapak satu anak itu.
Mas budi melanjutkan perjalanannya, menuntun sepeda tuanya hingga hilang di ujung belokan gang.
Merasa cukup puas dengan apa yang di dapat atau bahkan menyerah, tentu bukan sebuah solusi, sementara diluar sana masih banyak yang terus berusaha meski segala hal datang berusaha memprovokator pikiran, tetapi memetik kebahagiaan bisa dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. [Baim]