BINTUNI, kadatebintuni.com ~ Kebijakan pemadaman arus listrik bergilir yang di keluarkan PLN Rayon Bintuni berbuntut ketidakpuasan dari warga masyarakat sehingga melakukan aksi unjuk rasa di kantor PLN.
Peristiwa unjuk rasa terjadi pada Sabtu (28/7), pukul 22.00 wit, warga masyarakat yang berasal dari kompleks Sibena itu di depan halaman kantor PLN. Mereka mendapatkan pengawalan dari pihak kepolisian yang di pimpin langsung oleh Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Andriano Ananta SIK.
Kapolres Andriano Ananta menghimbau agar masyarakat dapat melakukan aksi demo damai itu dengan tertib sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami memaklumi, apa yang di keluhkan bapak dan ibu pada malam ini, namun saya menghimbau agar, aksi sedemikian menimbang waktu, dan koordinasi ke pihak keamanan terlebih dahulu, agar apa yang kita tidak harapkan dapat dicegah,” himbau Kapolres.
Masyarakat, yang berjumlah puluhan itu menyampaikan beberapa keluhan, di antaranya, pentingnya manajemen yang lebih tertata oleh PLN, dalam mengakomodir kepentingan masyarakat, dan di tekankan agar PLN lebih memahami kondisi, terutama dalam mempublikasikan terkait pengumuman kepada masyarakat, seperti yang di sampaikan salah satu koordinator masyarakat.
“Kami sebenarnya dapat memahami, terkait situasi dan kondisi, terjadi pemadaman, namun kembali, bahwa masyarakat khususnya di daerah Sibena, tidak mendapatkan informasi, sehingga kami harapkan, dalan melakukan publikasi, PLN dapat menyentuh masyarakat, yang tidak terjangkau media,” ungkapnya.
Di antara banyaknya tuntutan, masyarakat menuntut, agar lampu segera di nyalakan, dengan mewanti-wanti bila tidak di indahkan, maka akan mengarahkan lebih banyak masa, untuk melakukan aksi yang lebih besar.
“Kami datang dengan spontanitas, dikarenakan kondisi pemadaman listrik yang terjadi, namun dengan kondisi keuangan daerah yang tengah sulit, membeli bahan bakar untuk menyalakan genset kami tidak mampu. Apabila tuntutan kami, dimana lampu tidak dinyalakan terhitung besok, kami akan datang dengan masa yang lebih besar,” tutur masyarakat.
Sementara itu, Manager PLN Rayon Bintuni, Sapri menjawab apa yang di sampaikan masyarakat, terkait pemadaman yang di lakukan karena mesin sedang mengalami gangguan,
“Tadi subuh 1 unit Mesin Mitsubishi gangguan , yakni, Block mesin pecah, sehingga kami terpaksa melakukan pemadaman, maka untuk menghindari kerusakan pada mesin yang lain, karena operasi kontinyu tanpa stop, kami terpaksa melakukan pola operasi 18 jam sehari, antara jam 17.00 wit s/d 12. 00 Wit kami tidak dapat menjanjikan untuk memaksakan kondisi mesin, sehingga pola penerapan pemadaman tetap diikutkan jadwal,” ungkapnya.
Setelah mendapatkan penjelasan, dan menyampaikan aspirasi serta tuntutannya masa kemudian membubarkan diri pada pukul 22.53 Wit, dengan di kawal unit Dalmas Polres. [Baim]